Jakarta Motor City.
Sebuah lagu serius tapi disajikan dengan cara yang kocak. Sederhana
kalau menurut saya. Alat musik minimalis, tapi inti yang mau disampaikan
tepat mengena sasaran. Awalnya saya cengar-cengir aja dengerin lagu
yang dinyanyiin sama frontman Teenage
Death Star ini. Tapi setelah berulang-ulang saya putar, saya malah
ketawa ngakak. Bukan karena lagunya ngaco. Tapi ngga tahu kenapa, saya
selalu pengen ketawa.
Monolog di opening, tengah dan ending lagu juga membuat saya
nyengir-nyengir. Bahkan sampai sekarang kalau saya dengerin ulang
lagunya. Menurut saya, lagu ini mengambil angle yang sangat pas memotret
kondisi sosial Jakarta saat ini. Tentang macet dan perilaku manusia
yang tinggal di dalamnya. Sebagai warga yang numpang hidup di Jakarta,
saya bisa meresapi lagu ini, dan membenarkan apa yang diceritakan lagu
ini.
Tapi masalahnya sekarang adalah, tidak
melulu motor itu salah. Mereka hanya berupaya mendapat yang tercepat,
termudah, dan termurah. Karena transportasi umum tidak aman, tidak
nyaman dan tidak bisa memberikan kepastian dan ketepatan. Sementara hal
yang pasti hanya macet saja. Berikan layanan transportasi dan fasilitas
umum yang baik, bebaskan jalan dari macet, tentu motor tidak akan
menjadi raja jalanan Jakarta lagi.
Sudahlah, silahkan nikmati saja lagunya.
Bagi yang pengen tahu lebih tentang Sir Dandy ataupun Teenage Death
Star, bisa di browsing sendiri.
Selamat malam!
Selamat malam!
*****
LIRIK:
Kalian
pasti tidak tahu, kalau pada tahun 1173 Lord Baden Powel di Perancis
Selatan menciptakan sepeda motor. Tapi kalian pasti tahu, di daerah
Cipete ada jalan namanya Haji Saidi. Tapi kalian juga pasti tidak tahu,
kalau ternyata Haji Saidi adalah pemilik sepeda motor pertama di
Jakarta. Lagu berikut ini tentang Jakarta Kota Motor atau bahasa
inggrisnya Jakarta Motor City.
Ber, ber, ber …..
Bergentayangan sejak dini hari
Dari semua sudut kota ini
Menghindari panas matahari
Dalam lomba berburu rejeki
Bergentayangan sejak dini hari
Dari semua sudut kota ini
Menghindari panas matahari
Dalam lomba berburu rejeki
Tak ada lagi yang berjalan kaki
Naik bajai atau metromini
Semua orang punya motor satu
Dari majikan sampai pembantu
Jakarta motor cityNaik bajai atau metromini
Semua orang punya motor satu
Dari majikan sampai pembantu
Semua ngebut tak terkendali
Spion mobil disikiat
Trotoar dikangkangin
Tak takut mati apalagi takut polisi
Maaf, Dik
Ya, Pak
Anda tidak takut saya? Coba sekarang keluarkan surat-suratnya
Ngga ada pak surat-suratnya, ini adanya juga surat nikah, ini juga nikahnya nikah siri
Ngga papa kan?
Tak diperlukan gelar sarjanaYa, Pak
Anda tidak takut saya? Coba sekarang keluarkan surat-suratnya
Ngga ada pak surat-suratnya, ini adanya juga surat nikah, ini juga nikahnya nikah siri
Ngga papa kan?
Apalagi ijasah SMA
asalkan kau bisa naik sepeda
Bayar DP murah motor bawa ke rumah
Sudah banyak yang menjadi korban
Disuruh pake helm malah pake sorban
Tapi tak membuat mereka ketakutan
Tiap hari bertambah motor di jalanan
Jakarta motor city
Semua ngebut tak terkendali
Spion mobil disikiat
Trotoar dikangkangin
Tak takut mati apalagi takut polisi
Kalau sama polisi aja ngga takut, apalagi sama satpam, sama hansip, sama pak lurah, sama pak RT sama pak RW, sama bu guru sama pak guru, sama penjaga sekolah. Hah? Jadi sama siapa dong takutnya? Sama tukang bakso, tukang ketoprak, petugas keliling. Binatang? Binatang yang mana? Yang buas atau yang ngga buas? Semuanya juga sama lagi, takut sama lo
via : http://penyukakopi.wordpress.com/2013/03/26/jakarta-motor-city-jekardah-macet-city/
0 komentar:
Posting Komentar